Tuesday, March 06, 2007

CAHAYA TERANG UNTUK BIBI TITI

Mombi No. 12/ 14 Maret 07
(Yang di Mombi dah aq edit, lebih singkat geto loh....;))

Seperti biasa, setelah makan malam, Bibi Titi Tikus akan duduk di kursi bludru merah hatinya yang empuk dan bersiap-siap merajut. Bibi Titi Tikus memang senang sekali merajut walaupun matanya sudah tidak terlalu jelas bila malam yang hanya diterangi oleh beberapa lilin.

Tiba-tiba....

”Aduh....lililn-lilinnya habis,” seru bibi Titi Tikus kesal dan kebingungan, ”padahal malam ini aku harus menyelesaikan merajut syal ini!”

Sambil mengeluh, Bibi Titi duduk termenung di depan jendela, ” Ah...Tata pasti kecewa kalau syalnya belum selesai besok pagi,” gumam bibi Titi.

Yah...syal yang akan dirajut oleh bibi Titi malam ini adalah pesanan Tata Tikus, keponakan bibi Titi. Sekarang bibi Titi tidak tahu harus bagaimana. Untuk membeli lilin, dia harus ke pasar yang jaraknya lebih dari satu kilo meter. Bagaimana mungkin dia bisa mencapai ke pasar itu karena sekarang saja bibi Titi sudah merasa sangat kelelahan untuk berjalan.

”Bibi Titi, kenapa sedih begitu?” tiba-tiba ada yang menyapa bibi Titi.

Bibi Titi mendongakkan kepalanya. Oh...Ternyata ada Kuna Kunang-kunang yang sedang berputar-putar di halaman rumah bibi Titi dan memandang bingung

”Aku kehabisan lilin, Kuna, ”ujar bibi Titi, ”padahal aku ingin merajut malam ini.”

Kuna tampak berpikir sejenak. Ia ingin sekali menolong bibi Titi yang selalu baik padanya.

”Tenang, bibi, mungkin cahaya tubuhku bisa membantu bibi,” seru Kuna.

Bibi Titi mengamati tubuh Kuna yang memang tampak bercahaya. Tapi...

”Kuna, cahaya dari tubuhmu tidak cukup terang,” ujar bibi Titi, ”kau tahu kan, mataku sudah agak rabun.”

Kuna mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, ”sudahlah, jangan khawatir, bibi,” hibur Kuna, ”aku pasti bisa membantumu, tunggu ya, bibi!”

Kuna pun melesat pergi meninggalkan bibi Titi yang kini menunggu Kuna dengan penuh harap. Hatinya bertanya-tanya apa gerangan yang akan dilakukan oleh Kuna. Selang kemudian tampak kerlap kerlip cahaya menerangi halaman rumah bibi Titi.

”Halo bibi...”terdengar suara riuh menyapa bibi Titi.

Hoho...rupanya Kuna mengajak teman-temannya datang menemani bibi Titi.

”Nah.....bagaimana bibi, sekarang sudah cukup terang, bukan?” tanya Kuna dengan semangat, ”kita akan menemani bibi sampai bibi selesai merajut.”

Bibi titi memandang Kuna dan teman-teman kunang-kunangnya yang lain dengan senang. Tentu saja! Cahaya yang berpendar dari tubuh Kuna dan teman-temannya lebih terang dari beberapa batang lilin.

”Terima kasih ya, anak-anak manis..”seru bibi Titi gembira.

Sambil merajut, bibi Titi bernyanyi dengan suaranya yang merdu sebagai tanda terima kasih untuk Kuna dan teman-temannya.
$$$



4 comments:

Ryu Tri said...

duh...selamaaaaaaat yah bu, ceritamu bagus2!

ry suka banget bacanya:) duuhh..ternyata ibu ini sangat berbakat sekali menulis cerita untuk anak-anak :)
aku sukaaaaaaaa....

slm,
Ryu:)

dewicendika said...

hehehe...ryu....suka muji deh ;)

bundanya i-an said...

wah... untung aku mampir kesini.. salam kenal yah...
aku jadi punya ide buat dongeng seblon bobo anakku...

selamat mba... terus berkarya yah...

dewicendika said...

THX YA MOMIKIKI...