Thursday, March 01, 2007

PEMILIHAN PUTRI BUNGA

Siang itu terdengar suara begitu riuh di taman bunga. Oh…rupanya sedang dilangsungkan pemilihan putri bunga. Lihat saja pesertanya tampil secantik mungkin. Ada Anggi bunga Anggrek, Rosa bunga Mawar, Mari bunga Matahari, Yasmin bunga Melati dan bunga-bunga lain yang tak kalah cantik.

“Hmm….aku pasti menang,” seru Rosa, “Kelopakku merah merekah dan aku yang paling wangi!”

“Tapi batangmu berduri!” cetus Anggi, “tentunya akulah yang tercantik.”

“Sudahlah, buat apa kalian bertengkar,” sela Mari, “akulah yang paling pantas menjadi puteri bunga karena aku yang paling anggun dibandingkan kalian!”

Mari menegakkan batangnya hingga tampak makin tinggi menjulang.

“Tapi kau tak wangi,” dengus Rosa ketus.

“Hei…hei….koq jadi bertengkar sih?” celetuk Capi Capung yang sedari tadi menguping pertengkaran mereka, “tenang dong, lihatlah bunga-bunga lain begitu tenang menunggu hasil penjurian.”

“Hahaha…mereka sih tak bakalan menang, Capi!” Anggi tertawa sinis sambil memandang bunga-bunga lain di sekeliling taman.

“Kalau menurutmu, aku pasti menang kan?” tanya Anggi pada Capi..

“Nggak tahu deh,” ujar Capi lalu terbang meninggalkan Anggi dengan sebal. Huh…Anggi memang sombong sekali.

Dari jauh tampak para juri yang terdiri dari Kupi kupu-kupu, Kubi Kumbang dan Geri burung Gereja sedang kebingungan menentukan pemenangnya. Mereka terus berembug mencari bunga yang paling pantas menjadi puteri bunga. Para bunga dan hewan-hewan yang berada di dalam taman menunggu dengan tidak sabar.

“Wah….Ondi, sepertinya pengumuman pemenangnya masih lama,” ujar Muti Semut pada Ondi Semut,” sebaiknya kita menyapa para bunga untuk memberi semangat pada mereka yuk.”

“Ide bagus, Muti,” kata Ondi lalu mengajak teman-teman semutnya yang lain untuk ikut bersama mereka.

Para bunga tersenyum gembira ketika Ondi dan teman-temannya menyapa mereka. Namun…

“Aaawww……”Anggi menjerit ketika tampak banyak semut hitam sedang menaiki batangnya, “pergi kalian…!”

Para semut hitam kaget. Bergegas mereka meninggalkan Anggi yang tengah marah-marah. Huh…padahal Ondi dan teman-temannya cuma ingin memuji kecantikan Anggi saja.

“Yaa sudah, kita sapa Rosa saja,” ajak Ondi.

Tapi lagi-lagi para semut menghentikan langkah mereka ketika di depan mereka tampak Rosa sedang menggertak Lani Belalang yang tengah berputar-putar di dekat daun Rosa. Ugghh…ternyata hati Rosa tak selembut kelopaknya.

“Ondi, Lihatlah, Mari cantik juga loh, kita ke sana yuk,” usul Muti.

Ondi dan teman-temannya mulai merayap menghampiri Mari dan mengerubunginya. Tapi…oh….Mari malah berteriak-teriak dan meliuk-liukkan batangnya, dan…

“Tolong……” Muti yang sudah berada di tengah-tengah badan Mari menjerit ketika tubuh mungilnya terlempar.

Yasmin dan bunga-bunga lain yang berada di dekat Mari kaget. Yasmin segera meliukkan batangnya dengan cepat dan menangkap Muti dengan kelopaknya yang lembut. Hup…..Muti selamat. Para bunga menghembuskan nafas lega.

“Terima kasih, Yasmin,” bisik Muti pelan.

“Lain kali hati-hati ya, Muti,” nasihat Yasmin.

Yasmin lalu menuntun Muti menuruni batangnya. Ondi dan teman-temannya sudah menunggu di bawah.

“Dagh…Yasmin,” seru ondi dan teman-temannya lalu pergi diikuti tatapan lega bunga-bunga lain. Cuma Mari, Anggi dan Rosa yang tampak senang melihat mereka pergi.

Selang beberapa waktu kemudian, terdengar suara lantang Geri berseru. Wah….rupanya pengumuman akan dimulai.

“Teman-teman, kita telah menentukan puteri bunganya. Puteri bunga yang kita pilih tentu saja cantik tapi bukan hanya kecantikan luar saja yang menjadi criteria kita,” seru Geri membuat semua yang hadir tampak menyimak dengan antusias.

“Dia cantik luar dalam. Bentuknya memang kecil. Tapi kesederhanaan dan kelebutannya telah membuatnya istimewa. Puteri bunganya adalah….Yasmin!” Lanjut Geri.

Semua yang ada di taman bersorak dan bertepuk tangan gembira. Para bunga melambaikan tangan memberi selamat pada Yasmin. Anggi, Mari dan Rosa menampakkan muka pucat karena kecewa.

Kupi mengalungkan medali bunga pada Yasmin, “selamat ya Yasmin, kau cantik, baik dan wangi, pantas sekali menjadi puteri bunga.”
Yasmin tersenyum dan tersipu malu karena bahagia.

No comments: