Monday, February 26, 2007

KEJUTAN UNTUK KOLI

Koli Keong sedang sedih. Sambil merapatkan badannya di akar pohon besar dia memandang sekelilingnya. Tampak olehnya teman-temannya, para penghuni kampung hewan, seperti Kiti kucing, Gagas Angsa, Gugi anjing, dan beberapa hewan lain sedang tertawa-tawa germbira.

”Asyik sekali loh tadi di kota,” seru Gugi anjing, ”aku melihat banyak sekali hal baru yang belum pernah aku lihat di sini.”

”Wah....kota memang ramai sekali ya Gugi,” kata Kiti Kucing, ”tapi di kota banyak sekali manusia dan aku tidak suka kalau harus tinggal di rumah-rumah besar mereka.”

”Enakan di sini ya, Kiti,” seru Gagas Angsa yang sedang asyik berenang di danau, ”aku tidak pernah ke kota tapi aku bisa membayangkannya.”

”Oh iya, di ujung danau ini ada taman yang indah loh. Kalian pasti belum pernah kesana,” tambah Gagas Angsa.

Semua hewan menggeleng dan menampakkan muka tertarik.

”Kita nanti ke piknik ke sana deh, tapi kalian lewat darat ya,” usul Gagas Angsa.
Semua mengangguk setuju kecuali Koli .

”Hei...Koli, kamu kok murung begitu, kenapa?” tanya Kiti Kucing.

”Aku juga kepingin sekali melihat kota dan taman yang indah seperti cerita kalian,” kata Koli, ” tapi bagaimana mungkin, jalanku pelan begini, mungkin berbulan-bulan aku bisa sampai ke sana.”

”Aduh...Koli, jangan sedih dong, kau kan bisa naik ke punggungku, jadi kita bisa sampai ke taman yang indah itu bersama-sama,” tawar Gagas Angsa.

”Aku pun bersedia menyediakan punggungku, Koli,” seru Lidi si Kelinci yang baru saja bergabung.

”Aku juga...”

”Aku juga...”

Semua hewan-hewan menawarkan diri untuk membantu Koli. Koli tersenyum berterima kasih pada mereka tapi hatinya tetap saja sedih.

”Uugg...untuk ke taman itu saja, aku pun harus tergantung pada mereka. Betapa aku ini memang mahluk yang paling merepotkan saja,” keluh Koli dalam hati.

Siang ini Koli sedang berjalan-jalan. Kampung hewan tampak sepi. Rupanya para penghuninya sedang sibuk di rumah masing-masing. Tentu saja, mereka kan akan sedang mempersiapkan bekal untuk piknik besok.

”Sepertinya cuma aku sendiri yang tidak sibuk,” kata Koli dalam hati, ”yah...aku tak yakin akan ikut piknik.”

Koli berjalan sambil menunduk. Hatinya masih sedih saja. Ketika melewati rumah Kiti Kucing, Koli mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumah Kiti. Koli mendekat pelan-pelan dan mengetuk rumah Kiti Kucing.

”Eh...Koli,” ujar Kiti Kucing kaget.

”Aku mendengar suara ribut-ribut, aku khawatir sekali,” kata Koli.

Oo...rupanya Kiti kucing sedang beradu mulut dengan Tutu Kucing, adiknya. Mereka mempertengkari siapa yang harus mempersiapkan bekal piknik besok. Kiti Kucing menyuruh Tutu Kucing tapi Tutu Kucing tidak mau karena dia sedang mengantuk.

”Kiti, Tutu, kalau aku boleh tahu, siapa yang mendapatkan ikan ini?” tanya Koli
.
”Kiti,” kata Tutu Kucing, ”tapi itu memang sudah tugasnya, karena aku kebagian yang membersihkan rumah. Sekarang aku sudah mengantuk sekali, Koli. Tapi Kiti menyuruhku menyiapkan keranjang dan menyusun bekal untuk besok.”

”Begini saja, karena Tutu sudah kecapaian karena membersihkan rumah. Sepertinya bukan hal yang melelahkan menyusun ikan-ikan ini ke keranjang. Ya kan, Kity?” tanya Koli.

”Wah....keenakan Tutu dong, Koli,” sungut Kiti Kucing.

”Tapi besok dia yang kebagian membawa keranjang ini sampai ke taman karena tentunya Tutu sudah segar setelah bangun tidur besok. Bagaimana, Kiti, Tutu?” tanya Koli.

Kiti Kucing dan Tutu Kucing menangguk senang. Sekarang mereka tidak lagi bertengkar. Koli pun melanjutkan jalan-jalannya lagi. Ketika melewati rumah Yummy Ayam, tampak olehnya Yummy ayam sedang bersedih.

”Ada apa, Yummy?” tanya Koli.

”Aku sedih, Koli. Aku ingin sekali ikut piknik tapi aku kan tidak mungkin meninggalkan telur-telurku,” kata Yummy Ayam pelan.

”Jangan sedih dong, Yummy. Kupikir, piknik bisa kapan saja kan?” kata Koli
”telur-telurmu mesti kau jaga. Karena setelah anak-anakmu menetas dan menjadi besar, mereka lah yang akan menemanimu kemana kau suka, termasuk bila kau ingin piknik.”

”Kau benar, Koli, terima kasih ya,” ucap Yummy senang. Hatinya sudah tenang sekarang.

Koli pun melanjutkan jalan-jalannya. Hatinya pun senang karena bisa membantu teman-temannya memecahkan masalah mereka.

Gagas Angsa benar. Taman bunga seperti ceritanya itu memang sungguh indah. Beraneka bunga bermekaran dan mengeluarkan wangi semerbak. Kupi si kupu-kupu tampak menari-nari riang dengan teman-teman kupu-kupunya yang lain. Hewan-hewan yang lain juga gembira. Koli pun yang baru turun dari punggung Gagas Angsa terkagum-kagum melihat pemandangan yang baru baginya ini. Ketika mereka sedang asyik bermain, terdengar seruan Gugi.

”Teman-teman, hari ini selain kita bersenang-senang, akan diadakan pemilihan penasihat kampung hewan kita untuk mendampingi Kudi Kuda, pemimpin kampung kita,” seru Gugi.

Ohh...rupanya akan dipilih salah seekor dari mereka sebagai penasihat. Para hewan tampak berembuk.

”Bagaimana kalau Koli saja,” seru Kiti. Teringat olehnya bagaimana Koli telah membantunya menyelesaikan pertengkarannya dengan Tuti.

”Ya, betul,” kata Gagas Angsa. Gagas Angsa teringat cerita Yummy Ayam kemarin sore kepadanya tentang bagaimana nasihat Koli menenangkan hatinya.

Hewan-hewan lain juga setuju. Mereka tahu kalau Koli memang Keong yang bijaksana. Banyak yang sudah mendapat bantuan nasihat dan pemikiran dari Koli. Koli pun sangat terkejut. Selama ini dia memang senang sekali kalau bisa membantu teman-temannya tapi sungguh tak terbayangkan kalau teman-temannya memilihnya menjadi penasihat kampung hewan.

”Oh, ternyata aku pun masih dibutuhkan kalian, ” kata Koli tersipu malu.

”Tentu, kau memang pantas menjadi penasihat kami,” ujar Tuti Kucing.

”Hidup..Koli...” seru hewan-hewan lain dengan gembira.



No comments: