Wednesday, February 28, 2007

YUK JADI DETEKTIF

SERIAL DETEKTIF KEMBAR

MISTERI HILANGNYA KASET PLAY STATION
Yudha sedang membaca buku cerita detektif yang baru dipinjamnya dari Aldi, teman sekelasnya, ketika Yoga masuk ke kamarnya dengan nafas tersengal-sengal. Dibelakangnya tampak Nadine mengekori Yoga masuk.

“Ada apa?” tanya Yudha bingung..

“Gawat, Yud,” ujar sepupunya sambil mengatur nafasnya.

Yudha membiarkan Yoga tenang dulu. Ditutupnya buku cerita yang baru dua puluh halaman dibacanya.

“Yoga dituduh mencuri kaset play stationnya Wawan,” Nadine, kembarannya Yudha membantu Yoga menjelaskan.

Yudha mengernyitkan dahinya. Dia kenal betul siapa sepupunya ini. Yoga memang hobby sekali main play station, tapi masa sih Yoga mencuri?

“Siapa yang menuduh kamu?” tanya Yudha mulai beraksi seperti seorang detektif. Anak laki-laki berusia sembilan tahun ini memang suka sekali membaca detektif dan bercita-cita menjadi seorang detektif.

“Rio dan Bagus,” jawab Yoga setelah agak tenang, “kemarin kami bertiga main play station di kamar Wawan sampai sore. Tapi tak satu pun dari kami yang meminjam kaset play stationnya Wawan. Tiba-tiba siang tadi di sekolah, Wawan menanyai aku, Rio dan Bagus apakah kami meminjam kaset Sims 2 Pets nya. Katanya kaset itu hilang.”

Yudha manggut-manggut,” begini saja, besok kamu ajak Rio dan Bagus untuk berkumpul di rumah Wawan. Aku dan Nadine ikut pergi bersama kamu, mudah-mudahan masalah ini bisa kita pecahkan.”

Sore ini Yudha, Nadine dan Yoga sudah berkumpul di teras rumah Wawan. Rio dan Bagus belum tampak batang hidungnya. Sambil menunggu kedatangan Bagus dan Rio, Yudha dan Nadine mengajak Wawan ngobrol. Yoga cuma diam saja, dia duduk di kursi di pojok teras dengan sebal. Sepertinya Wawan percaya dengan tuduhan Rio dan Bagus kalau Yoga yang mencuri kaset play stationnya. Sedari tadi Wawan tidak menyapa Yoga.

“Wan, sejak kapan, kau tahu kalau kaset play station mu hilang?” tanya Yudha.

“Kemarin pagi ketika adikku mau menyetel kaset itu,” ujar Wawan, “adikku jadi marah padaku karena telah menghilangkan kaset itu, padahal kami belum pernah memainkannya satu kalipu.”

“Lalu sore ketika Yoga dan teman-temanmu datang main play station, kalian tidak menyetelnya?” tanya Nadine, dia mengerti kekesalan Wawan.

“Hari keburu malam ketika kami baru mau menyetelnya, yah….nggak jadi!” cetus Wawan manyun.

“Oh iya koq bisanya Yoga yang dituduh mencuri kasetmu?”

“Oh… Rio elihat kalau Yoga yang terakhir memegang kaset itu sebelum mereka pulang.”

Nadine dan Yudha tampak berpikir. Selang kemudian dua orang anak laki-laki masuk ke halaman rumah Wawan.

“Wah..sudah kumpul,” kata Bagus yang memakai kaca mata.

“Sebenarnya ada apa sih kok kami dipanggil?” tanya Rio.

“Begini, Yudha dan Nadine ingin membantu menemukan kasetku yang hilang itu.”

Bagus dan Rio menunjukkan muka tak suka.

“Yaa… siapa tahu justru Wawan yang teledor dan lupa tempat menyimpannya,” kata Nadine mencoba mencairkan suasana yang panas.

“Teman-teman, kita ngobrol di dalam yuk,” ajak Wawan cepat.

Yudha, Nadine dan yang lainnya pun masuk ke ruang tamu yang nyaman. Suasanapun jadi agak tenang. Mereka lalu duduk di sofa yang empuk mengelilingi sebuah meja kaca kecil.

“Rio, katanya kamu melihat Yoga yang terakhir memegang kasetnya Wawan?” tanya Yudha memecah keheningan.

“Benar, ketika kami akan pulang, Yoga tampak memegang dan mengamati kaset itu,” ujar Rio.

“Tapi itu tidak berarti aku pencurinya!” hardik Yoga marah, “mungkin kau sendiri yang mengambilnya, atau Bagus!”

Karena namanya disebut-sebut, Bagus pun jadi emosi. Padahal sedari tadi dia diam seribu bahasa dan bersikap acuh saja.

“Enak saja! Kau pikir aku mau saja mencuri kaset rusak kayak gitu!” seru Bagus. Mukanya merah karena marah.

“Apa lagi aku, koleksi kaset play station ku banyak, tahu!” tukas Rio.

“Habisnya kalian menuduh aku sih!” cetus Yoga kesal.

“Sudah…sudah…..kalau kalian bertengkar begini, lebih baik kalian pulang saja deh. Biarin saja lah kasetku hilang dari pada suasana nggak enak begini,” tegur Wawan.

Yoga, Rio dan Bagas langsung diam dengan muka tegang. Yudha dan Nadine tampak manggut-manggut mengamati pertengkaran Yoga dan teman-temannya itu. Tiba-tiba Yudha teringat sesuatu. Otaknya segera menghubungkan puzzle puzzle yang berserakan di ruang pikirnya.

“Yap…”Yudha menjentikkan jarinya. Segera ditariknya lengan Nadine dan Wawan wawan ke luar rumah. Mereka tampak berbisik-bisik.

“Aku sudah tahu pencurinya,” bisik Nadine serta merta. Rupanya dari tadi dia pun berpikir dan mengambil kesimpulan.

“Justru itu, aku pun sudah tahu orangnya,” ujar Yudha pelan,” kami akan memberitahumu nanti melalui telepon. Sekarang kau bilang deh pada mereka, kalau sepertinya kau sendiri yang lupa menyimpan kaset itu. Yah…untuk mencegah pertengkaran lebih panjang!”

Yudha . Nadine dan Wawan lalu masuk kembali ke dalam ruang tamu.

“Teman-teman, jangan bertengkar lagi deh! Sepertinya aku yang lupa menyimpannya, tapi entah di mana,” ujar Wawan, “sekarang kalian baikan dong…”

Setelah dengan ogah-ogahan, Rio, Bagus dan Yoga berdamai dan bersalaman, semuapun pamit pulang pada Wawan. Yoga ikut Nadine dan Yudha ke rumah sepupunya itu. Sebegitu sampai di rumah, Yudha langsung menelepon Wawan yang memang telah menunggu teleponennya dan memberi tahu siapa yang mencuri kaset play station miliknya itu. Wawan kaget ketika Yudha memberitahunya.

“Bagus yang mencuri? Dari mana kalian tahu?”tanya Wawan.

“Begini…”jelas Yudha yang tak urung membuat Yoga pun takjub.

Nah….dari mana Yudha dan Nadine tahu kalau Baguslah pencurinya?
Silahkan pikirkan sebelum melihat jawaban di bawah ini yaa…
JAWABAN :
Bagas sempat berseru : Enak saja! Kau pikir aku mau saja mencuri kaset rusak kayak gitu!
Nah, dari mana Bagus tahu kalau kaset itu rusak padahal kaset itu belum sempat mereka putar di rumah Wawan.







No comments: