Wednesday, February 28, 2007

YUK JADI DETEKTIF

SERIAL DETEKTIF KEMBAR


MISTERI RUMAH BERHANTU


Siang itu, si kembar, Yudha dan Nadine bersama ketiga orang teman, Ayonk, Noval dan Ferdy sedang bermain di rumah Icha, tetangga mereka. Sedari tadi mereka seru sekali membahas tentang rumah kosong yang berhantu. Rumah kosong itu letaknya satu blok dari rumah si kembar. Rumah si kembar terletak di blok X sedangkan rumah yang sedang jadi bahan obrolan seru berada di blok Y.

“Masa sih ada hantu di sana?” tanya Icha sambil merapatkan badannya mendekati Nadine.

“Benar, bang Ujo yang bercerita pada aku dan Noval kemarin sore,” ujar Ferdy.

“Iya, anak-anak di blok Y sudah tahu semua,” tambah Noval.

“Rumah kosong yang kalian maksud yang mana sih?” tanya Nadine bingung. Maklumlah, si kembar memang penghuni baru dan baru tiga bulan mereka menempati rumah mereka di sini.

“Itu loh rumah yang letaknya paling ujung di blok Y,” Noval menjelaskan, “kalau kalian ingin tahu, kita ke sana yuk.”

“Waduh….jangan! masa kalian tidak takut sih?” Ayonk ketakutan.

“Kalau siang hari begini, hantunya nggak ada,” ujar Ferdy, “pada mau ke sana nggak?”

“Aku penasaran deh, kita ke sana yuk, Nad,” ajak Yudha pada kembarannya.

Nadine tampak ragu apalagi kedua temannya, Icha dan Ayonk menolak ikut pergi ke rumah kosong itu. Anak perempuan manis berambut sebahu ini menoleh pada Yudha, meminta pendapat pada kembarannya.

“Tenang, kita kan nggak masuk sampai ke dalam rumahnya, kita lihat dari depan rumahnya saja deh,” ujar Yudha.

Akhirnya bersama Ferdy dan Noval, si kembar mendatangi rumah kosong yang katanya berhantu. Hih….rumah itu tampak sudah tua, dindingnya kusam dengan separoh gentingnya sudah tidak ada. Rumput-rumput dan tanaman liar tampak menyesaki halaman rumah yang tidak seberapa luas dan mulai merambati dinding yang catnya sudah mengelupas. Sepertinya rumah yang sudah kehilangan daun pintu depan dan jendela-jendelanya sebentar lagi pasti roboh.

“Lihatlah, menyeramkan bukan?” desis Ferdy.

“Ada yang berani masuk ke dalam?” tanya Noval.

Tapi tiba-tiba terdengar suara gaduh dari dalam rumah. Si kembar dan dua temannya tampak melongo dengan muka pucat.

“Lariii………itu hantunya…..”jerit Noval langsung lari terbirit-birit meninggalkan teman-temannya. Si kembar dan Ferdy saling pandang dengan mimik ketakutan sebelum ikut lari menyusul Noval meninggalkan rumah berhantu itu.

Cerita tentang si kembar dan teman-temannya bertemu hantu di rumah kosong telah tersebar luas.

“Memangnya kalian melihat hantu itu?” tanya Saski, kakak perempuan satu-satunya si kembar yang sudah duduk di kelas enam. Sore itu mereka sedang duduk di teras depan.

“Nggak kak, cerita itu dibumbui oleh Ferdy dan Noval saja,” ujar Nadine tak suka.

“Tapi bang Ujo sudah pernah melihatnya,” ujar Yudha, “Nad, kita selidiki nanti malam yuk,” desis Yudha pelan ke telinga Nadine, takut kedengaran oleh Saski.

“Hih…sekali ini aku nggak ikutan Yud, ngeri,” bisik Nadine.

“Eh, itu bang Ujo,” seru Saski, “bang Ujo, sini!”

Bang Ujo, penjaga malam komplek, tampak berjalan mendatangi mereka.
“Ada apa?” tanya bang Ujo, “oh ya….kalian benar melihat hantu tadi siang?” Bang Ujo tampak antusias.

“Ah…ceritanya tidak seperti itu,” ujar Yudha, “bang Ujo sendiri katanya pernah melihat hantu di rumah kosong itu, tampangnya bagaimana bang?”

Bang Ujo lalu mengambil duduk di lantai dan bersandar di pilar,” iya, bang Ujo sendiri selalu bergidik kalau mengingatnya. Setiap malam abang kan selalu berkeliling di komplek kita. Nah, suatu kali, ketika melewati rumah kosong itu, abang curiga karena tampak bayangan berkelebat di dalam rumah itu. Abang segera masuk dan memeriksa sampai ke ruang bagian dalam. Tiba-tiba bang Ujo mendengar suara pintu depan diketuk tiga kali. Tadinya abang tak percaya, tapi ketukan itu terdengar berkali-kali dan ketika abang membuka pintu depan, tampak hantu yang sangat menakutkan berdiri di depan abang. Abang lalu lari secepatnya dari sana,” bang Ujo tampak semangat sekali bercerita.

“Hih…..seram sekali sih ceritanya,” ujar Nadine lalu menggeserkan duduknya mendekat Saski.

Tapi Yudha tampak tersenyum-senyum melihat bang Ujo.

“Kamu kenapa? Memangnya tidak takut?’ tanya bang Ujo heran, biasanya anak-anak akan sangat ketakutan setelah mendengar ceritanya yang seram itu tapi kali ini anak laki-laki di depannya ini malah terkekeh seperti ini.

“Haha…..aku tahu kalau bang Ujo bohong!” cetus Yudha dengan muka geli.

“Maksud kamu?” bang Ujo kaget melihat reaksi Yudha.

“Ngaku saja deh bang, abang bohong kan?” desak Yudha lagi, “Kalau bang Ujo nggak ngaku, kita akan lapori bang Ujo ke Pak RT kalau bang UJo telah mengarang cerita bohong dan membuat takut anak-anak di sini!”

Bang Ujo tampak pucat mendengar kata-kata Yudha. Ditatapnya wajah anak lelaki yang masih cengar-cengir melihatnya. Saski dan Nadine pun ikut bingung.

“Udah deh, kita nggak akan melapor, tapi bang Ujo ngaku saja, hayooo….”tambah Nadine ikutan padahal dia sendiri masih belum mengerti apa yang ada dalam pikiran Yudha.

“Iya deh….bang Ujo ngaku,” ujar bang Ujo mulai tertawa,” itu memang akal-akalan bang Ujo saja. Tapi ini demi keamanan anak-anak di sini kok.”

“Maksud bang Ujo?” tanya Saski bingung.

“Kalian tahu kan, bagaimana kondisi rumah kosong itu? Genting-genting dan atapnya bisa jatuh kapan saja. Nah itu sangat berbahaya bila ada yang memasuki rumah itu. Bang Ujo perhatikan rumah itu sering digunakan sebagai tempat main petak umpet anak-anak di sini,” jelas bang Ujo.

Yudha, Nadine dan Saski jadi melongo mendengar cerita bang Ujo.

“Oh…jadi suara berisik yang kita dengar itu bersumber dari atap atau genting yang jatuh ya?” cetus Nadine geli.

“Tapi bang Ujo harus menceritakan kebenaran ini dengan anak-anak di sini, ”kata Yudha, “bang Ujo telah membuat anak-anak pada ketakutan

“Iya deh…janji, tapi…kamu koq bisa tahu sich kalau bang Ujo bohong?” tanya bang Ujo.

“Hehe….. bang Ujo penasaran ya?” tanyaYudha terkekeh geli.

Tentu saja bukan hanya bang Ujo yang penasaran, tapi Nadine dan Saski pun ikut bingung. Yudha masih ada terpingkal-pingkal sebelum menjelaskan pada bang Ujo dan kedua saudaranya apa yang menyebabkan dai tahu kalau selama ini cerita bang Ujo itu adalah bohong belaka.


Jawabannya :

Sebelum bang Ujo bercerita, Yudha telah melihat bagaimana kondisi rumah tersebut. Rumah kosong itu sudah kehilangan dauh pintu depannya. Lalu bagaimana mungkin ada hantu mengetuk pintu depan berkali-kali dan bang Ujo melihat hantu berdiri di depannya setelah pintu depan dibuka olehnya.
Ada dua kesalahan :mengetuk pintu dan membuka pintu depan!

No comments: